Senin, 17 November 2014



" LUCUNYA NEGERI INI "

Saat matahari merapat di ufuk barat
aku duduk di baringan teras rumah
bersama ayahku mengharapkan secerca harapan
hanya untuk kemajuan negeri ini......

Sungguh lucunya negeri ini!!
maling sapi dihukum mati
tapi korupsi di biarkan menjadi
ada yang masuk jeruji besi
tapi ada yang nonton tenis di Bali!!!


Dimana petingi negeri ini???
Hingga negeri ini runtuh sendiri??
Apakah hanya berdiam diri???

Hei para petinggi negeri!!!
kau hanyalah seorang biang keladi!!!
Melelang janji - janji basi
hanya untuk melampiaskan nafsumu sendiri!!

Sebenarnya kau ini siapa???
Pemimpin bangsa??
Ataukah hanya.....
Seorang penggelembung dana negara???

Kau hanyalah.....
tikus berdasi yang duduk di kursi empuk
di hiasi dengan baju berdasi
serta sepatu mengkilap

Sepatumu yang mengkilap....
itulah yang menyilaukan hatimu
sampai - sampai kau merampas hak kami
dan juga menghancurkan...
secerca harapan untuk kemajuan negeri ini...

Kau memang tak pantas...
hidup di bumi pertiwi ini..
lebih baik kau hidup.....
dibalik tralis besi....
dengan uang milyaran - milyaranmu tadi

HUTANKU

Hutanku...
Sungguh besar manfaatmu
Bagi dunia hewan dan manusia
Kau adalah paru-paru dunia ini
Yang membantu pernafasan manusia

Hutanku...
Dimanakah kau berada sekarang
Kau yang dulu selalu menghijau
Namun kini hilang dilalap si jago merah

Dimanakah zamrud katulistiwa
Yang dipuja-puja di seluruh penjuru dunia
Kapankah kau akan kembali
Seperti yang dulu kala

WAKTU

Betapa cepat waktu berlalu
Yang terlewat tak bisa kembali
Sekarang akan segera menjadi tadi

Waktu menjadi modal kita
Yang sangat berharga
Selama kita hidup di dunia ini

Mari gunakanlah waktu kita
Dengan hal-hal yang berarti
Dan mendekatkan diri pada yang kuasa

SEPISAUPI

Sepisau luka sepisau duri
Sepikul desa sepukau sepi
Sepisau duka sepisau nyanyi

Sepisaupa sepisaupi
Sepisapanya sepikan sepi
Sepisaupa sepisaupi
Sepikul diri sekeranjang duri

Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sepisau sepisaupi
Sampai pisaunya ke dalam nyanyi

Rabu, 13 Agustus 2014

Doaku

Doa
Dalam doa
Seribu harapan terus kuucapkan
Seribu pinta kurangkai kata
Dalam doa
Kupasrah bukannya aku menyerah
Kutinggal bersama tawakkal
Kuserahkan yang terjadi  pasti
Setiap kehendak dari  Ilahi
Dalam doa
Kutumpahkan segala hina diriku
Demi kekasih sejati

Kemarau


KEMARAU
Kemarau yang panjang
Membuat  bingung banyak orang
Tanah-tanah kering kerontang
Sumber air mulai berkurang
Sinar matahari yang panas
Menyinari bumi yang luas ini
Angin yang bertiup terasa panas
Nenek duduk sambil berkipas
                   Tanah,bumi,tumbuhan sangat menanti
Kedatangan air hujan di bumi ini
Doa-doa meminta hujan harapan petani

Selasa, 12 Agustus 2014

BUKU

Buku
Kau gudang ilmu
Tempat aku bertanya
Tanpa rasa malu
 
Buku
Saat aku kebingungan
Kau sediakan jawaban

Buku
Tetaplah di sampingku
Sebagai teman setia
Dalam hidupku

JANGAN BIARKAN BUKUMU KAU JADIKAN BANTAL UNTUK TIDUR